Ada kasus menarik lagi untuk di share. Sudah setahun lebih menikah, istri tidak juga hamil. Analisa sperma hasilnya normal. Awalnya saat konsultasi nggak mau terbuka terhadap permasalahan yang dihadapi. Pada konsultasi berikutnya baru mau "bercerita".
Sang suami yang mulai bahwa sang isteri jika diajak ML selalu marah2 dan ogah2an...loh kok gituh? Aku tanyakan ke isteri dengan malu2 dia menjawab: had no horny...(ditranslate supaya halus), nggak ada keinginan. Apa nggak suka sama laki2? Suka jawabnya (aku agak "ragu" pada jawabannya) Saat foul play apa yang dirasakan? Rasanya cuma "geli-geli" saja...(sambil cengengesan) wew....
Dalam Spesialisai Obsgin kasus seperti ini memilki sub-spesialisnya yaitu uro-ginekologi dan kasus ini apa adanya (termasuk dialognya) dan itu memang sering ditemukan dalam praktek sehari2. Seperti contoh kasus sebelumnya: vaginismus.
Disfungsi seks pada wanita terbagi menjadi kategori :
1. Gangguan desire (nggak punya keinginan/rendahnya keinginan)
2. Gangguan arousal (nggak bisa mempertahankan tegangan/putus ditengah jalan)
3. Gagguan orgasme (nggak bisa orgasme)
4. Gangguan nyeri (nyeri saat berhubungan dyspareunia)
Korelasi antara masing2 disfungsi dapat dilihat pada skema berikut
Gangguan ini ternyata nggak murni akibat psikologis saja (ansietas dan depressi), juga berperan faktor fisik seperti akibat pembedahan rongga panggul, kelelahan, obat2-an anti depresi dll. Selain itu faktor hormon juga berperan seperti pada kasus paska melahirkan dan menyusui serta menopause yang bisa mengakibatkan keringnya liang V, selanjutnya bisa ditebak: terjadi intercourse yang nyeri.
Pengobatannya terdiri dari medis dan non-medis. non medis terdiri dari: saling dengar dan bicara dengan pasangannya masing2 terutama tentang sexual relationship mereka, gaya hidup yang sehat (stop smoking & alcohol), memperkuat otot2 dasar panggul dengan latihan (Kegel misalnya) dan melakukan konseling ke pakar (sex therapist).
Untuk pengobatan medis diarahkan ke faktor2 psikis seperti pemberian obat anti ansietas dan antidepressi. Untuk kasus kurang hormon dapat diberikan hormon yang sesuai (estrogen, progesteron atau androgen).
Basic strategy penanganan dysfungsi seks pada wanita (lebih enak nggak diterjemahkan biar kesannya nggak prono )(sengaja dipelintir):
Pada kasus ini dysfungsinya yang jelas terlihat adalah nggak ada "desire" (nggak ada keinginan atau kurang keinginan untuk ML). Sedangkan kelainan lainnya belum sempat tergali. Kemungkinan ada yang lainnya (dypareunia), karena jika hubungan seksual berlangsung normal maka kemungkinan terjadinya kehamilan besar. Sedangkan pasangan ini berobat dengan inferlitas. Mungkin dikesempatan konsultasi berikutnya akan coba untuk digali kemungkinan gangguan disfungsi lainnya.
Sudah aku kasi konseling sesuai basic strategy diantaranya: nonton bersama film2 x-rated (one X only), bicarakan apa yang "kamu suka/aku suka", mengganti /menghilangkan"rutinitas" dengan ML diruangan lain atau diluar rumah seperti hotel sampai melakukan fantasi non-seksual (membayangkan tampang aktor holly/bollywood dll). Terakhir pemakaian viagra (belum terbukti manjur, tapi sering dipraktikan juga pada wanita)(ini nggak termasuk basic strategy). Tunggu lanjutan penyelidikannya...
Sang suami yang mulai bahwa sang isteri jika diajak ML selalu marah2 dan ogah2an...loh kok gituh? Aku tanyakan ke isteri dengan malu2 dia menjawab: had no horny...(ditranslate supaya halus), nggak ada keinginan. Apa nggak suka sama laki2? Suka jawabnya (aku agak "ragu" pada jawabannya) Saat foul play apa yang dirasakan? Rasanya cuma "geli-geli" saja...(sambil cengengesan) wew....
Dalam Spesialisai Obsgin kasus seperti ini memilki sub-spesialisnya yaitu uro-ginekologi dan kasus ini apa adanya (termasuk dialognya) dan itu memang sering ditemukan dalam praktek sehari2. Seperti contoh kasus sebelumnya: vaginismus.
Disfungsi seks pada wanita terbagi menjadi kategori :
1. Gangguan desire (nggak punya keinginan/rendahnya keinginan)
2. Gangguan arousal (nggak bisa mempertahankan tegangan/putus ditengah jalan)
3. Gagguan orgasme (nggak bisa orgasme)
4. Gangguan nyeri (nyeri saat berhubungan dyspareunia)
Korelasi antara masing2 disfungsi dapat dilihat pada skema berikut
Gangguan ini ternyata nggak murni akibat psikologis saja (ansietas dan depressi), juga berperan faktor fisik seperti akibat pembedahan rongga panggul, kelelahan, obat2-an anti depresi dll. Selain itu faktor hormon juga berperan seperti pada kasus paska melahirkan dan menyusui serta menopause yang bisa mengakibatkan keringnya liang V, selanjutnya bisa ditebak: terjadi intercourse yang nyeri.
Pengobatannya terdiri dari medis dan non-medis. non medis terdiri dari: saling dengar dan bicara dengan pasangannya masing2 terutama tentang sexual relationship mereka, gaya hidup yang sehat (stop smoking & alcohol), memperkuat otot2 dasar panggul dengan latihan (Kegel misalnya) dan melakukan konseling ke pakar (sex therapist).
Untuk pengobatan medis diarahkan ke faktor2 psikis seperti pemberian obat anti ansietas dan antidepressi. Untuk kasus kurang hormon dapat diberikan hormon yang sesuai (estrogen, progesteron atau androgen).
Basic strategy penanganan dysfungsi seks pada wanita (lebih enak nggak diterjemahkan biar kesannya nggak prono )(sengaja dipelintir):
Pada kasus ini dysfungsinya yang jelas terlihat adalah nggak ada "desire" (nggak ada keinginan atau kurang keinginan untuk ML). Sedangkan kelainan lainnya belum sempat tergali. Kemungkinan ada yang lainnya (dypareunia), karena jika hubungan seksual berlangsung normal maka kemungkinan terjadinya kehamilan besar. Sedangkan pasangan ini berobat dengan inferlitas. Mungkin dikesempatan konsultasi berikutnya akan coba untuk digali kemungkinan gangguan disfungsi lainnya.
Sudah aku kasi konseling sesuai basic strategy diantaranya: nonton bersama film2 x-rated (one X only), bicarakan apa yang "kamu suka/aku suka", mengganti /menghilangkan"rutinitas" dengan ML diruangan lain atau diluar rumah seperti hotel sampai melakukan fantasi non-seksual (membayangkan tampang aktor holly/bollywood dll). Terakhir pemakaian viagra (belum terbukti manjur, tapi sering dipraktikan juga pada wanita)(ini nggak termasuk basic strategy). Tunggu lanjutan penyelidikannya...
0 comments:
Post a Comment