Tuesday, December 11, 2018

Kalsium: seberapa pentingkah ?

Kalau periksa hamil ke DSOG bumil pasti sering diberikan preparat kalsium (bermacam-macam merknya). Kalsium merupakan salah satu unsur penting dalam makanan karena merupakan bahan pembentuk tulang. gigi dan jaringan lunak serta berperan dalam berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Total kalsium yang ada di tubuh kira-kira 1-2 % berat tubuh orang dewasa, dimana 99 % nya tersimpan pada gigi dan tulang. Pada tingkat sel, kalsium berfungsi untuk kontraksi otot, fungsi hantaran saraf, sekresi kelenjar dan mengontrol pembuluh darah (melebar/menyempit).

Karena sangat penting fungsinya, kadar kalsium darah diatur oleh 3 mekanisme utama yaitu parathyroid hormone (PTH), vitamin D, dan calcitonin. PTH biasanya dihailkan oleh 4 kelenjar kecil parathyroid yang ada di lehersebagai respon rendahnya kadar kalsium. PTH bekerja dalam 3 cara: (1) Meningkatkan penyerapan kalsium melalui saluran cerna, (2) Menyebabkan lepasnya sedikit persediaan kalsium dari tulang (3) Mengakibatkan ginjal membuang Fosfor lebih banyak lagi, sehingga meningkatkan kadar kalsium dengan cepat.

Vitamin D bekerja sama dengan PTH pada tulang dan ginjal serta penyerapannya lewat saluran cerna. Vitamin D didapat tubuh dari makanan atau dihasilkan kulit yang terkena sinar matahari. Kekurangan vitamin D dari kedua sumber ini akan mengakibatkan ricketsia pada anak2 dan osteomalasia pada orang dewasa, sehingga menyebabkan kelainan bentuk tulang. Calcitonin, suatu hormon yang dilepaskan oleh kelenjar thyroid (gondok), parathyroid, dan kelenjar thymus, menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara menyimpannya ke dalam tulang.

Kalsium yang dimakan akan biasanya diserap via usus halus dan diangkut dalam darah berikatan dengan albumin (protein), sehingga kadar kalsium darah juga akan dipengaruhi oleh albumin. Kalsium disimpan dalam tulang dalam bentuk kristal berikatan dengan fosfor yang dinamakan Kalsium Fosfor.

Karena cadangan kalsium tulang cukup banyak, maka kekurngan kalsium dalam jangka pendek tidak akan mempengaruhi kadar kalsium dalam darah. Tetap jika terjadi kekurangan dalam jangka panjang akan membuat tulang menjadi rapuh serta mudah patah. Kadar kalsium darah yang rendah sering diakibatkan oleh gangguan mekanisme pengaturnya di tubuh ketimbang kekurangannya via diet. Jika kadar kalsium rendah akan menyebabkan kelemahan otot dan gangguan hantaran saraf. Otot tubuh akan tegang (spasme) dan jantung akan mengalami gangguan detak, bahkan gagal befungsi.

Keracunan kalsium jarang terjadi karena usus biasanya membatasi penyerapannya. Sehingga mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang banyak untuk jangka waktu pendek tidak akan menimbulkan gejala keracunan, paling cuma susah BAB (konstipasi) dan adanya risiko batu ginjal. Namun demikian jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka yang alam akan menyebabkan gejala keracunan seperti hilangnya nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, bengong, kejang bahkan koma.

Kebutuhan kalsium tergantung dari sikon. Kebutuhan mengikat saat masa anak2, kehamilan, dan menyusui. Kebutuhan harian pada wanita hamil sekitar 1200 mg. Sumber2 kalsium alami bisa didapat dalam susu, daging , makanan laut seperti sardin dan kerang. Sedangkan sumber kalsium tumbuh2an: bayam dan kacang2an.

Penyerapan kalsium tergntung dari berbagai faktor termasuk usia, kebutuhan dan makanan yang dimakan bersamaan dengan kalsium. Secara umum kalsium yang berasal adri makanan lebih mudah diserap keyimbang yang berasal dari suplemen. Vitamin D sangat dibutuhkan dalam penyerapan kalsium sehingga susu dengan vitamin D merupakan sumber kalsium yang sangat mudah diserap. Vitamin C dan gula susu (laktosa) juga membantu penyerapan kalsium, sedangkan makan tinggi lemak, protein dan tinggi serat akan menurunkan penyerapannya.

Suplemen kalsium Calcium dipergunakan secara luas untuk mengobatai dan mencegah osteoporosis. Supplemen juga direkomendasikan atau sedang dalam tahap penelitian pada kasus-kasus tekanan darah tinggi, kanker usus besar, penyakit jantung dan pembuluh darah, premenstrual syndrome, obesitas, stroke, dan preeklampsia.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kalsium: seberapa pentingkah ?

0 comments:

Post a Comment