Thursday, January 17, 2019

Story and Comment : Intrapartum fetal death

Story

Dokter Yth
"Tanggal 9 Oktober kemarin saya alhamdulillah melahirkan anak laki2 dengan normal, walaupun harus diinduksi selama 12 jaman...sayangnya my son meninggal dalam kandungan...

Nah diagnosa yang saya dan suami dapatkan adalah KPD atau Ketuban Pecah Dini...memang dua minggu sebelum melahirkan saya terus mengeluarkan flek2 darah coklat bercampur lendir, yang saya selalu chek ke dokter tiap datang keluhan itu, dan ketika diperksa masih terjadi pembukaan satu plus keadaan babynya masih sehat..karena saya ngotot kepingin melahirkan normal maka oleh dokter saya diberikan neurusol 200 mg plus pill yang ketika saya tanya ke apotekernya adalah obat pemicu kontraksi...sehari setelah diberi obat tersebut terjadi kontraksi tiap 3 menit...maka saya diantar suami ke rumah sakit...di sana diperiksa masih pembukaan satu plus keadaan jantung baby masih baik.

Sampai jam 12 diperiksa lagi baru maju pembukaan 2 plus keadaan janin masih bagus, jam 4 sore Dokter memutuskan memecah paksa ketuban yang anehnya cairan hanya keluar sangat sedikit, kira2 seperempat mangkok sayur kecil, akhirnya diputuskan diberikan induksi melalui infus tetapi dosisnya setengah karena 2,5 tahun yang lalu saya melahirkan caecar...setelah itu saya tidak merasakan pergerakan baby kecuali kontraksi yang sudah mulai tidak beraturan, dan ketika saya tanyakan kepada bidan, dibilang itu wajar karena babynya siap lahir.

Masuk jam 8 malam saya mulai pembukaan 4, dan kontraksi lebih hebat sehingga saya sering mengejan yang dilarang oleh bidan karena ditakutkan jalan lahir saya membengkak.

Jam 11 malam mulai maju pembukaan 8 sehingga saya disarankan untuk pindah ke ruang bersalin, tetapi anehnya menurut bidan yang memeriksa saya, kepala babynya belum turun banget.

Jam 12 malam dokternya datang dan sudah pembukaan komplit..tetapi dengan pertimbangan lain tetap ada sobekan plus divacuum...sehingga jam 00.50 WIB baby saya lahir tetapi sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Pada proses persalinan saya sempat mengalami gagal napas dan tidak mampu mengejan, tadi ketika bertemu DSOG saya, ternyata tangan baby saya sudah kaku di dalam kandungan sehingga saya sudah mengejan...

Ketika baby saya dimandikan, keluar cairan kuning dari bibirnya...apakah itu air ketuban? Dan ketika suami saya sedang membersihkan ari2 baby kami, ari2 sudah rusak bahkan ada yang sempat terputus sehingga dokter terpaksa membersihkan pasca proses persalinan. Apakah baby saya mengalami keracunan? Kalau iya, kenapa selama beberapa hari saya ke dokter tidak terdeksi bahkan sehari sebelum kelahiran disebutkan keadaan jantung janin baik2 saja? Perkiraan saya waktu itu karena kesulitan mengejan sehingga saya panik dan sempat berhenti sehingga kepala baby masuk lagi, tapi dengan ketuban yang sudah habis ketika dipaksa pecah apakah tidak mungkin baby saya sudah perlahan2 lemas di dalam kandungan semenjak beberapa hari kemudian? Tetapi yang saya pengen tahu kenapa masih belum ketahun padahal sudah di USG dan periksa pakai alat deketsi detak jantung janin?

Mohon pencerahannya...karena saya kepengen sekali ini tidak terulang lagi buat kehamilan2 saya mendatang..."
--------------------------------------
Comment
Kata dr Didi K SpOG
Wah agak susah untuk mengomentarinya karena agak sensitif, takut dijewer orang. Tapi aku coba untuk menelaahnya dan memberikan pecerahan semampunya...
  • Diagnosa KPD (ketuban pecah dini): kemungkinan pecah samping (upper rupture) ada, karena ternyata ketuban masih utuh (dipecahlka dokter) dalamproses persalinan selanjtnya.
  • Tindakan memecah ketuban nggak akan membuat ketuban jadi kering, Karena dokterkan sdh pastikan sebelumnya ketubannya cukup (USG). Jika dari awal sdh kurang maka pasti sudah di cesar dan nggak dilahirkan biasa.
  • Ketuban pecah yang membuat kering jika pecahnya lebih dari 24 jam dan posisi ibu sebagian besar berdiri, pada saat melahirkan posisi ibu kan tiduran.
  • Tindakan ini merupakan induksi persalinan secara mekanis, jika setelah 1-2 jam kenudain kontraksi nggak juga membaik baru dilakukan induksi persalinan dengan obat-obatn (sintosinon).
  • Saat dipecahkan yang kelur sedikit karena yang berasal dari daerah ketiak dn bagian kaki (ini yang banyak) nggak ikut keluar. Yang keluar hanya dari bagian ketuban pada kepala.
  • Dilihat dari perjalan proses persalinannya sepertinya normal. Kemajuan persalinannya bagus.
  • Sebelumnya sdh di USG dan sdh direkam jantung (KTG?). Kalau memang iya berarti kondisi janin (fetal wellbeing) nya baik. Kalau nggak bagus pasti sdh di cesar. Lagian kalau hamilnya belum posterm dan nggak ada faktir penyulot lain biasanya fetal wellbeingnya baik.
  • Denyut jantung bayi nggak bisa hilang begitu saja. Saat mengalami distress awalnya meningkat dulu sebagai kompensasi baru kemudian menurun lalu bayi meninggal. Hal ini nggak tercantum dalam cerita ibu Liza. Kesannya meninggal intra partum (dalam persalinan)
  • Dengan pemantauan yang baik biasanya jika terjadi sitress akan ketahuan dan persalinan di akhiri dengan cesar (jika pembukaan belum lengkap). Jika pembukaan lengkap dilakukan vacum atu forceps (biasanya kalau distress dipilih forseps karena lebih cepat prosesnya)
  • Persalinan pada bekas cesar memang sering dilakukan bantuan dengan vakum atu forseps, mengingat mengedannya nggak boleh lama. (sdh ada ketentuan medisnya)
  • Bayi yang mengalami distress ketubannya akan berwarna hijau (kehijauan atau hijau kental), kalau belum lama terjadi distresssnya, hijau ketuban paling cuma mewarnai kulit bayi. Kalu sudah lama bisa mewarnai kukunya.
  • Air ketuban secara normal tetap diminum bayi (ini yang orang awm nggak ketahui), yang berbahaya adalah jika cairan tersebut masuk ke paru2nya (aspirasi), yang sering terjadi pada disress bayi.
Demikian saja semoga ada pencerahan buat sesama

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Story and Comment : Intrapartum fetal death

0 comments:

Post a Comment