Di zaman sekarang ini, Anak-anak yang masih kecil (termasuk anak TK) sudah mengenal yang namanya gadget. Sehingga salah satu masalah yang dihadapi jutaan orang tua adalah tentang bagaimana menyikapi anak yang merengek minta dibelikan gadget, baik itu smarpthone, tablet dan semacamnya.
Kita akan menemukan sikap orang tua yang berbeda-beda, sebagian ada yang mau menuruti permintaan si buah hati karena menilai benda seperti smartphone ini bermanfaat, menganggap bahwa gadget bisa membuat anak pintar. Padahal tidak juga jika si anak menggunakannya hanya untuk bermain game dan menonton kartun.
Untuk alasan kedua mungkin lebih masik akal, yaitu memberikan gadget pada anak agar orangtua (terutama bapak saat di kantor) dapat lebih mudah mengawasi dan berkomunikasi dengan anak yang ada di rumah.
Akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan, yang menjadi pertimbangan besar orang tua dalam memberikan gadget pada anak. Bahwa cepatnya anak untuk mampu menggunakan teknologi super canggih, ternnyata tidak sebanding dengan kemampuan anak dalam menggunakan teknologi secara bijak. Hal inilah yang mengkhawatirkan karena bisa menjadi bumerang bagi anak dan juga orang tuanya.
Padahal, kondisi anak tanpa gadget pun tidak menjadi masalah, tidak akan menganggu proses belajarnya. Bahkan tanpa gadget proses belajar dan pendidikan anak bisa berjalan lebih mulus dan maksimal, karena tidak adanya gangguan dari gadget yang begitu ‘menggoda’ pikiran.
Dengan begitu, usahakan Anda agar menunda penmberian ponsel selama mungkin pada anak (seperti dijelaskan seorang psikolog keluarga). Hal ini bukan berarti membuat anak gaptek (gagap teknologi), akan tetapi kondisi anak yang masih kecil tidaklah membutuhkan teknologi semacam itu, baru setelah memasuki usia remaja dikenalkan dengan berbagai teknologi canggih.
Agar jangan salah paham, orang tua tentunya boleh mengenalkan gadget pada anak, akan tetapi tunda pemberian gadget hingga pada masa yang tepat, yaitu setelah cara berpikir anak sudah mulai matang, yang nantinya anak mampu memanfaatkan gadget dengan baik, seperti untuk menunjang pengetahuannya tentang pelajaran di sekolah, maupun tentang pengetahuan umum. Sehingga untuk hal ini manfaat gadget harus digali.
Bahaya memberikan gadget pada anak, bisa membuat kecanduan. Dimana orang dewasa saja bisa kecanduan gadget, apalagi anak-anak.
Selain masalah gadget, banyak masalah lainnya yang membuat anak merengek-rengek, seperti ingin liburan atau jalan-jalan ke luar kota. Perkataan atau permintaan anak yang seperti ini karena melihat atau mendengar cerita teman-teman yang telah jalan-jalan ke luar kota.
Ketika anak merengek seperti ini, maka hal yang normal perlu dilakukan orang tua adalah memberikan penjelasan yang masuk ke logika anak, disinlah penting orang tua memiliki ilmu dalam mendidik anak dengan bijak. Orang tua harus berterus terang tentang masalah yang dihadapi, seperti keterbatasan biaya. Maka jelaskan hal itu pada anak.
Jika anak sudah memiliki tingkat pemahaman yang baik mengenai kondisi orang tuanya, maka ini yang sangat diharapkan. Disinilah pentingnya orang tua penting untuk mendidik anak agar MAMPU MEMAHAMI KONDISI disekitarnya.
Cara-cara memberikan pemahaman yang baik seperti inilah, yang paling ampuh untuk mengatasi masalah anak yang merengek-rengek meminta sesuatu.
Mengenai liburan tadi. Jika si anak bertanya mengapa temannya bisa jalan-jalan ke luar kota tetapi dirinya tidak bisa. Maka sampaikan pada anak bahwa pada setiap keluarga memiliki kebiasaan dan kondisi yang berbeda-beda. Disinilah Orang tua harus cerdas dalam membantu si kecil agar bisa memahami dengan baik.
Orang tua juga perlu melatih kemandirian anak, agar anak tidak tidak tumbuh menjadi sosok yang suka merengek-rengek. Biasakan anak dari kecil untuk sudah terbiasa mengerjakan hal-hal yang dia mampu. Seperti merapihkan kamar tidurnya, merapihkan buku sekolahnya, menyapu, membeli sesuatu ke warung dan hal-hal lainnya.
Melatih anak mandiri sebenarnya termasuk bentuk cinta dan perhatian orang tua kepadanya. Selain juga memberikan belaian kasih sayang pada anak, berupa pelukan, pujian, ciuman dan lainnya.
Hentikan kebiasaan anak suka merengek
Namanya anak-anak, mereka suka sekali untuk caper (cari perhatian) dan manja pada orang tuanya. Hal ini normal jika masih dalam batas normal. Tidak mengapa anak manja jika masih dalam kadarnya. Akan tetapi menjadi masalah jika hal itu berlebihan, alhasil anak akan menjadi pribadi yang suka merengek.
Anak merengek tujuannya jelas, yaitu untuk caper.
Biasanya anak merengek karena ingin dibelikan sesuatu, jika anak masih sangat kecil maka tidak terlalu mengkhawatirkan. Yang menjadi masalah apabila anak masih suka merengek ketika sudah kelas 2 SD ke atas. Senjatanya berupa ‘merengek’ dan ‘berisik’ adalah hal yang sangat menjengkelkan orang tua.
Sebagai tanda cinta orang tua pada anaknya, maka orang tua harus ‘menyembuhkan’ sifat suka merengeknya itu. Sehingga si anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang lemah, yang suka mengharapkan belas kasih orang lain, serta menjadi sosok yang pemalas. Mengerikan bukan?
Orang tua harus berusaha memahamkan anak bahwa merengkek ini bukanlah cara yang tepat untuk meminta. Beritahu cara yang lebih baik daripada merengek. Anda perlu mengasih arahan secara langsung pada anak-anak ketika ingin meminta sesuatu.
Ajarkan padanya kalimat yang santun. “Ibu, Aku minta susu ya, boleh?”, dan kalimat semisalnya. Selain anak nantinya akan lebih mampu untuk tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa dalam berbicara, manfaat lainnya orang tua akan sangat senang mendengarkan kalimat yang santun dari anaknya.
Hal ini jauh lebih baik dari pada mereaung-raung yang tidak jelas. Yang membuat orang-orang disektar menjadi jengkel.
Jadilah sosok orang tua yang jujur, sehingga dapat diandalkan dan dipercaya anak
Penyebab anak merengek juga karena dirinya tidak lagi percaya pada orang tuanya sendiri. Hal itu biasanya karena kesalahan dari orang tuanya sendiri, seperti pernah berbohong yang akhirnya diketahui sang anak. Contohnya yang sering terjadi: Di keluarga, saat seorang bapak akan berangkat ke suatu tempat dan akan pulang ke rumah pada malam hari.
Seringkali anak minta ikut, sehingga si bapak akhirnya berbohong bahwa dirinya hanya pergi sebentar saja. 5 menit lagi juga pulang. Maka si anak menunggu dan terus menunggu, ternyata akhirnya dia baru sadar telah dibohongi.
Demikian juga dengan contoh lainnya, seperti menjanjikan anak membelikan sesuatu padahal tidak ada niat untuk itu. Bahkan lebih buruk lagi, yaitu sering melakukan perkataan bohong, tanpa adanya kondisi darurat.
Jika sang anak terlalu sering melihat orang tuanya berbohong, maka ini berbahaya karena anak tidak lagi menaruh kepercayaan pada orang tua. Sehingga anak menjadi kurang respect dan kurang mau mendengarkan perkataan orang tuanya.
Alhasil... saat anak merengek, maka bagaimanapun caranya orang tua berusaha untuk menghentikan rengekannya, pasti bakal gagal. Hal itu karena orang tua telah gagal membangun citra diri yang baik dihadapan anaknya.
Disinlah kuncinya, orang tua harus memperbaiki dirinya sendiri jika ingin dihormati dan disayangi anak-anaknya. Cara paling utama adalah sudah jelas, yaitu memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup bagi anak.
Termasuk memberikan pendidikan yang baik bagi anak adalah sebuah bentuk kasih sayang yang sangat utama.
Hal penting lainnya yang perlu orang tua ketahui
Ketika anak merengek, seringkali membuat orang tua sangat jengkel sehingga akhirnya ‘tergoda’ untuk membentak anak secara berlebihan. Dari berbagai pengalaman dari banyak orang, saya lihat membentak anak yang merengek tidaklah berguna, bahkan justru anak bisa semakin para menangis dan merengeknya.
Sehingga membentak bukan cara yang efektif, walaupun sesekali dalam satu kondisi ada gunanya. Hal buruk lainnya dari membentak anak adalah anak menjadi kebal bentakan orang tuanya, kan repot kalau begini?
Dari penjelasan seorang yang ahli dalam ilmu psikologi, ketika anak menangis maka biarkan saja hingga selesai tangisannya, dia nantinya akan capek sendiri.
Selain itu, anak yang sedang menangis maka biarkan saja karena dirinya sedang mencurahkan isi hatinya di dalam tangisannya. Menangis bukanlah sesuatu yang buruk, bahkan banyak pakar yang menjelaskan bahwa menagis akan memberikan kepuasan bagi hati.
Cara yang sangat ampuh dalam mengatasi anak yang suka merengek, yaitu Anda harus mampu meyakinkan anak bahwa Anda mencintainya. Sebagai tanda bukti cinta Anda kepada anak, maka selalu gunakan kalimat yang santun dan ‘mulia, pada anak.
Contohnya menggunakan kalimat, “Sayang, coba minta sama bunda baik-baik. Bunda nggak ngerti kamu minta apa kalau kamu menangis…”. Katakan kaimat ini dengan nada yang sangat lembut. Cara ini sangat ampuh untuk menghilangkan kebiasaan anak yang suka merengek, selain itu anak akan semakin cinta pada orang tuanya.
Sebagai penutup, bagaimana menyikapi anak yang merengek meminta sesuatu, padahal yang dimintanya adalah hal yang tidak penting?
Maka, perlu Anda ketahui bahwa sedini mungkin anak-anak harus diberikan pemahaman yang baik tentang sesuatu. Karena si anak tidak selamanya kecil terus.
Jika si anak meminta sesuatu yang aneh-aneh atau bahkan tidak baik. Maka orang tua harus rajin dan sabar menjelaskan tentang apa yang dimintanya tersebut bukanlah hal yang baik.
Harus dilatih anak-anak agar dapat berfikir tentang apa yang dimintanya. Sebuah kesalahan jika orang tua merespon dengan marah-marah pada permintaan anak yang kuang baik. Lebih baik jelaskan hakikatnya tentang apa yang dimintanya itu adalah tidaklah baik.
Memang anak seringkali tidak mengerti tentang apa yang dijelaskan orang tuanya. Tetapi orang tua harus SELALU memberikan pemahaman yang baik untuk sang anak. Karena suatu saat nanti anak pasti mengerti, Insya Allah.
Memberikan pemahaman dan alasan tentang sesuatu, juga akan membantu anak untuk berfikir, hal ini penting agar anak bisa tumbuh menjadi sosok yang lebih dwasa, yang mampu memahami kondisi disekitarnya.
Kita akan menemukan sikap orang tua yang berbeda-beda, sebagian ada yang mau menuruti permintaan si buah hati karena menilai benda seperti smartphone ini bermanfaat, menganggap bahwa gadget bisa membuat anak pintar. Padahal tidak juga jika si anak menggunakannya hanya untuk bermain game dan menonton kartun.
Untuk alasan kedua mungkin lebih masik akal, yaitu memberikan gadget pada anak agar orangtua (terutama bapak saat di kantor) dapat lebih mudah mengawasi dan berkomunikasi dengan anak yang ada di rumah.
Sumber gambar: Flickr.com |
Akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan, yang menjadi pertimbangan besar orang tua dalam memberikan gadget pada anak. Bahwa cepatnya anak untuk mampu menggunakan teknologi super canggih, ternnyata tidak sebanding dengan kemampuan anak dalam menggunakan teknologi secara bijak. Hal inilah yang mengkhawatirkan karena bisa menjadi bumerang bagi anak dan juga orang tuanya.
Padahal, kondisi anak tanpa gadget pun tidak menjadi masalah, tidak akan menganggu proses belajarnya. Bahkan tanpa gadget proses belajar dan pendidikan anak bisa berjalan lebih mulus dan maksimal, karena tidak adanya gangguan dari gadget yang begitu ‘menggoda’ pikiran.
Dengan begitu, usahakan Anda agar menunda penmberian ponsel selama mungkin pada anak (seperti dijelaskan seorang psikolog keluarga). Hal ini bukan berarti membuat anak gaptek (gagap teknologi), akan tetapi kondisi anak yang masih kecil tidaklah membutuhkan teknologi semacam itu, baru setelah memasuki usia remaja dikenalkan dengan berbagai teknologi canggih.
Agar jangan salah paham, orang tua tentunya boleh mengenalkan gadget pada anak, akan tetapi tunda pemberian gadget hingga pada masa yang tepat, yaitu setelah cara berpikir anak sudah mulai matang, yang nantinya anak mampu memanfaatkan gadget dengan baik, seperti untuk menunjang pengetahuannya tentang pelajaran di sekolah, maupun tentang pengetahuan umum. Sehingga untuk hal ini manfaat gadget harus digali.
Bahaya memberikan gadget pada anak, bisa membuat kecanduan. Dimana orang dewasa saja bisa kecanduan gadget, apalagi anak-anak.
Selain masalah gadget, banyak masalah lainnya yang membuat anak merengek-rengek, seperti ingin liburan atau jalan-jalan ke luar kota. Perkataan atau permintaan anak yang seperti ini karena melihat atau mendengar cerita teman-teman yang telah jalan-jalan ke luar kota.
Ketika anak merengek seperti ini, maka hal yang normal perlu dilakukan orang tua adalah memberikan penjelasan yang masuk ke logika anak, disinlah penting orang tua memiliki ilmu dalam mendidik anak dengan bijak. Orang tua harus berterus terang tentang masalah yang dihadapi, seperti keterbatasan biaya. Maka jelaskan hal itu pada anak.
Jika anak sudah memiliki tingkat pemahaman yang baik mengenai kondisi orang tuanya, maka ini yang sangat diharapkan. Disinilah pentingnya orang tua penting untuk mendidik anak agar MAMPU MEMAHAMI KONDISI disekitarnya.
Cara-cara memberikan pemahaman yang baik seperti inilah, yang paling ampuh untuk mengatasi masalah anak yang merengek-rengek meminta sesuatu.
Mengenai liburan tadi. Jika si anak bertanya mengapa temannya bisa jalan-jalan ke luar kota tetapi dirinya tidak bisa. Maka sampaikan pada anak bahwa pada setiap keluarga memiliki kebiasaan dan kondisi yang berbeda-beda. Disinilah Orang tua harus cerdas dalam membantu si kecil agar bisa memahami dengan baik.
Orang tua juga perlu melatih kemandirian anak, agar anak tidak tidak tumbuh menjadi sosok yang suka merengek-rengek. Biasakan anak dari kecil untuk sudah terbiasa mengerjakan hal-hal yang dia mampu. Seperti merapihkan kamar tidurnya, merapihkan buku sekolahnya, menyapu, membeli sesuatu ke warung dan hal-hal lainnya.
Melatih anak mandiri sebenarnya termasuk bentuk cinta dan perhatian orang tua kepadanya. Selain juga memberikan belaian kasih sayang pada anak, berupa pelukan, pujian, ciuman dan lainnya.
loading...
Hentikan kebiasaan anak suka merengek
Namanya anak-anak, mereka suka sekali untuk caper (cari perhatian) dan manja pada orang tuanya. Hal ini normal jika masih dalam batas normal. Tidak mengapa anak manja jika masih dalam kadarnya. Akan tetapi menjadi masalah jika hal itu berlebihan, alhasil anak akan menjadi pribadi yang suka merengek.
Anak merengek tujuannya jelas, yaitu untuk caper.
Biasanya anak merengek karena ingin dibelikan sesuatu, jika anak masih sangat kecil maka tidak terlalu mengkhawatirkan. Yang menjadi masalah apabila anak masih suka merengek ketika sudah kelas 2 SD ke atas. Senjatanya berupa ‘merengek’ dan ‘berisik’ adalah hal yang sangat menjengkelkan orang tua.
Sebagai tanda cinta orang tua pada anaknya, maka orang tua harus ‘menyembuhkan’ sifat suka merengeknya itu. Sehingga si anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang lemah, yang suka mengharapkan belas kasih orang lain, serta menjadi sosok yang pemalas. Mengerikan bukan?
Orang tua harus berusaha memahamkan anak bahwa merengkek ini bukanlah cara yang tepat untuk meminta. Beritahu cara yang lebih baik daripada merengek. Anda perlu mengasih arahan secara langsung pada anak-anak ketika ingin meminta sesuatu.
Ajarkan padanya kalimat yang santun. “Ibu, Aku minta susu ya, boleh?”, dan kalimat semisalnya. Selain anak nantinya akan lebih mampu untuk tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa dalam berbicara, manfaat lainnya orang tua akan sangat senang mendengarkan kalimat yang santun dari anaknya.
Hal ini jauh lebih baik dari pada mereaung-raung yang tidak jelas. Yang membuat orang-orang disektar menjadi jengkel.
Jadilah sosok orang tua yang jujur, sehingga dapat diandalkan dan dipercaya anak
Penyebab anak merengek juga karena dirinya tidak lagi percaya pada orang tuanya sendiri. Hal itu biasanya karena kesalahan dari orang tuanya sendiri, seperti pernah berbohong yang akhirnya diketahui sang anak. Contohnya yang sering terjadi: Di keluarga, saat seorang bapak akan berangkat ke suatu tempat dan akan pulang ke rumah pada malam hari.
Seringkali anak minta ikut, sehingga si bapak akhirnya berbohong bahwa dirinya hanya pergi sebentar saja. 5 menit lagi juga pulang. Maka si anak menunggu dan terus menunggu, ternyata akhirnya dia baru sadar telah dibohongi.
Demikian juga dengan contoh lainnya, seperti menjanjikan anak membelikan sesuatu padahal tidak ada niat untuk itu. Bahkan lebih buruk lagi, yaitu sering melakukan perkataan bohong, tanpa adanya kondisi darurat.
Jika sang anak terlalu sering melihat orang tuanya berbohong, maka ini berbahaya karena anak tidak lagi menaruh kepercayaan pada orang tua. Sehingga anak menjadi kurang respect dan kurang mau mendengarkan perkataan orang tuanya.
Alhasil... saat anak merengek, maka bagaimanapun caranya orang tua berusaha untuk menghentikan rengekannya, pasti bakal gagal. Hal itu karena orang tua telah gagal membangun citra diri yang baik dihadapan anaknya.
Disinlah kuncinya, orang tua harus memperbaiki dirinya sendiri jika ingin dihormati dan disayangi anak-anaknya. Cara paling utama adalah sudah jelas, yaitu memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup bagi anak.
Termasuk memberikan pendidikan yang baik bagi anak adalah sebuah bentuk kasih sayang yang sangat utama.
Hal penting lainnya yang perlu orang tua ketahui
Ketika anak merengek, seringkali membuat orang tua sangat jengkel sehingga akhirnya ‘tergoda’ untuk membentak anak secara berlebihan. Dari berbagai pengalaman dari banyak orang, saya lihat membentak anak yang merengek tidaklah berguna, bahkan justru anak bisa semakin para menangis dan merengeknya.
Sehingga membentak bukan cara yang efektif, walaupun sesekali dalam satu kondisi ada gunanya. Hal buruk lainnya dari membentak anak adalah anak menjadi kebal bentakan orang tuanya, kan repot kalau begini?
Dari penjelasan seorang yang ahli dalam ilmu psikologi, ketika anak menangis maka biarkan saja hingga selesai tangisannya, dia nantinya akan capek sendiri.
Selain itu, anak yang sedang menangis maka biarkan saja karena dirinya sedang mencurahkan isi hatinya di dalam tangisannya. Menangis bukanlah sesuatu yang buruk, bahkan banyak pakar yang menjelaskan bahwa menagis akan memberikan kepuasan bagi hati.
Cara yang sangat ampuh dalam mengatasi anak yang suka merengek, yaitu Anda harus mampu meyakinkan anak bahwa Anda mencintainya. Sebagai tanda bukti cinta Anda kepada anak, maka selalu gunakan kalimat yang santun dan ‘mulia, pada anak.
Contohnya menggunakan kalimat, “Sayang, coba minta sama bunda baik-baik. Bunda nggak ngerti kamu minta apa kalau kamu menangis…”. Katakan kaimat ini dengan nada yang sangat lembut. Cara ini sangat ampuh untuk menghilangkan kebiasaan anak yang suka merengek, selain itu anak akan semakin cinta pada orang tuanya.
Sebagai penutup, bagaimana menyikapi anak yang merengek meminta sesuatu, padahal yang dimintanya adalah hal yang tidak penting?
Maka, perlu Anda ketahui bahwa sedini mungkin anak-anak harus diberikan pemahaman yang baik tentang sesuatu. Karena si anak tidak selamanya kecil terus.
Jika si anak meminta sesuatu yang aneh-aneh atau bahkan tidak baik. Maka orang tua harus rajin dan sabar menjelaskan tentang apa yang dimintanya tersebut bukanlah hal yang baik.
Harus dilatih anak-anak agar dapat berfikir tentang apa yang dimintanya. Sebuah kesalahan jika orang tua merespon dengan marah-marah pada permintaan anak yang kuang baik. Lebih baik jelaskan hakikatnya tentang apa yang dimintanya itu adalah tidaklah baik.
Memang anak seringkali tidak mengerti tentang apa yang dijelaskan orang tuanya. Tetapi orang tua harus SELALU memberikan pemahaman yang baik untuk sang anak. Karena suatu saat nanti anak pasti mengerti, Insya Allah.
Memberikan pemahaman dan alasan tentang sesuatu, juga akan membantu anak untuk berfikir, hal ini penting agar anak bisa tumbuh menjadi sosok yang lebih dwasa, yang mampu memahami kondisi disekitarnya.
0 comments:
Post a Comment