Selama ini, umumnya masyarakat menyebut ulat yang membuat gatal-gatal dengan sebutan ulat bulu. Tapi, jenis ulat penyebab gatal ternyata beragam
Seorang peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bernama Hari Sutrisno, menjelaskan setidaknya terdapat tiga golongan ulat penyebab gatal.
Ulat Bulu (Lymantriidae) | Photo credit: Wikimedia.org
Golongan pertama adalah ulat famili Lymantridae. Nah, jenis ulat inilah yang sering disebut sebagai ulat bulu oleh masyarakat.
Ulat bulu memiliki bulu dengan ujung yang lancip. Saat jatuh atau terkena pada permukaan kulit manusia, ujung bulu akan patah lalu masuk ke pori-pori. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa gatal.
Ulat Bulu Tebal (Lasiocampidae) | Photo credit: Wikimedia.org
Gologan kedua adalah ulat dengan bulu yang lebih tebal dan tajam. Golongan ulat itu diklasifikasikan dalam famili Lasiocampidae.
"Bulu-bulunya (ulat bulu golongan kedua) selain lebih tebal juga menyerupai mata gerjaji, kalau mengenai kulit tubuh, rasanya lebih gatal daripada ulat bulu biasa," kata Hari Sutrisno usai diskusi media di LIPI, Jakarta, pada Jumat (15/12/2017), seperti dilansir dari Sains.kompas.com
Golongan ketiga adalah yang memberikan efek paling parah yaitu Limacodidae. Ini sering disebut sebagai ulat api.
"Disebut begitu (ulat api) karena kalau kita kena, rasanya selain gatal juga akan sangat perih seperti terbakar," kata Hari Sutrisno.
Limacodidae (ulat api) menyuntikkan racun histamin sehingga memunculkan sensasi perih dan rasa sangat gatal pada kulit. Selain itu, dampak racun tersebut juga bisa memicu peradangan pada kulit.
Hari Sutrisno menjelaskan bahwa pada dasarnya rasa gatal akibat ulat bersifat lokal. Dimana apabila hanya tangan yang terkena ulat bulu, maka hanya bagian tangan itu saja yang mengalami gatal.
Yang menjadi masalah ketika seseorang salah dalam menangani gatal akibat ulat bulu. Misalnya mengusir ulat bulu dengan tangan, sering menggaruk kulit yang gatal, dan hal-hal kurang baik lainnya.
Melakukan tindakan seperti ini menyebabkan rasa gatal bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Selain itu, gatal dapat dirasakan pada banyak bagian tubuh jika ulat bulu mengenai benda yang biasa dipakai pada tubuh, seperti baju dan handuk.
Sehingga penting menjaga kebersihan barang-barang yang bersentuhan langsung dengan kulit Anda (seperti baju, handuk, sepatu, celana, bantal, guling, dll)
Ingat, jangan menggunakan tangan dalam mengusir ulat bulu, hendaknya menggunakan pinset atau alat semacamnya.
Jangan menggaruk pada bagian tubuh yang terkena gatal akibat ulat bulu, caranya gunakan selotip atau plester untuk menutupi gatal beberapa saat, lalu lepaskan kembali. Kegunaan selotip atau plester juga dapat menarik bulu keluar dari kulit.
Adapun jika seseorang terkena ulat api, cara mengatasinya dengan menggunakan krim antihistamin. Jika rasa gatal dan perih yang dialami sangat parah, maka hendaknya pergi ke dokter. Umumnya akan diberikan resep berupa antihistamin oral.
Ulat Limacodidae yang Beracun (Ulat Api) | Photo credit: Wikipedia.org
Ketahui 4 Jenis Ulat Bulu Beracun
Ulat bulu beracun bisa dikatakan ulat bulu yang setidaknya memiliki satu kelenjar racun. Secara garis besar terdapat ulat bulu beracun pasif dan aktif.
Ulat beracun pasif berarti memiliki kelenjar racun, tapi tidak memiliki alat untuk menyuntikkan racun. Adapun ulat beracun aktif, selain memiliki kelenjar racun juga dilengkapi alat untuk memasukkan racun ke dalam tubuh lawannya.
Jenis ulat beracun aktif misalnya yaitu Limacodidae. Terdapat beberapa macam bulu atau duri pada ulat beracun, yaitu:
1. Bulu-Bulu Normal: Biasanya bulu-bulu pada ulat Arctiidae dan Noctuidae. Bulu jenis ulat ini halus dan mudah putus ujungnya. Sehingga jika terjadi kontak langsung, sangat mudah untuk masuk ke dalam permukaan kulit manusia.
2. Struktur Khusus Pada Ujung Bulu: Biasanya bulu-bulu pada ulat Lasiocampidae. Dimana bulunya lebih tebal dan pangkalnya yang tumpul dan menebal. Ujung bulu yang tajam terlihat seperti mata gergaji. Jika mengenai mengenai kulit manusia akan menyebabkan iritasi.
3. Bulu Ulat Dengan Dasar Lancip: Misalnya bulu-bulu pada ulat Lymantriidae.
4. Duri Beracun: Ulat bulu dengan jenis duri beracun dimiliki kelompok Limacodidae yang berbeda dengan jenis lainnya. Ujung duri ulat bulu sangat lancip dan tajam.
Pada jenis ulat bulu yang memiliki duri beracun, cara kerja durinya menyerupai jarum suntik. Dimana ulat menyuntikan durinya yang berbisa.
Dampaknya pada manusia menimbulkan sengatan panas, yang akan hilang dalam 3-4 jam. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengang mengompres menggunakan air es.
Apabila kondisinya sangat buruk maka hendaknya pergi ke dokter, dokter akan memberikan antihistamin atau lainnya.
Benarkah Ulat Bulu Dapat Mematikan?
Beberapa bulan yang lalu sedang ramai berita tentang ulat bulu yang mematikan. Dimana ketika seseorang terkena gigitan atau kontak langsung dengan ulat bulu, efeknya bisa sangat mengerikan yaitu dalam waktu 4 jam bisa menyebabkan kematian. Benarkah ulat bulu bisa mematikan?
Dilansir dari Liputan6.com bahwa media sosial pernah dihebohkan dengan ulat bulu yang berwarna hijau di pohon mangga. Dalam broadcast yang viral tersebut menyebutkan bahwa gigitan ulat itu dapat mematikan.
Kabar di media sosial ini menyebabkan masyarakat menjadi was-was. Tapi, betulkan kabar tersebut?
"Kalau ulatnya itu betul ada," kata Hari Sutrisno, Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI.
"Yang tidak betul itu, dikatakan bila digigit oleh ulat itu terus mati. Itu tidak betul," tegas Hari Sutrisno.
Lebih lanjut, Hari mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui ulat yang viral di media sosial tersebut berasal dari spesies mana. Selama menjadi peneliti, Hari Sutrisno mengaku belum pernah menjumpai jenis ulat ini.
"Kayaknya, saya tidak yakin (ulat bulu) itu dari Indonesia" katanya.
Hari Sutrisno telah menjadi peneliti di LIPI sejak 1994.
Adapun dari laman Republika.co.id, Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Hari Sutrisno mengatakan bahwa bisa dari ulat bulu bukanlah penyebab kematian dalam keadaan normal.
"Ulat bulu api tidak menyebabkan kematian dalam keadaan normal. Belum ada laporan dari serangan ulat bulu api yang menyebabkan kematian," kata Hari Sutrisno.
Berbeda kondisinya jika seseorang yang terkena ulat bulu tersebut memiliki alregi terhadap histamin, maka kondisi alergi ini yang berpotensi mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Jika seseorang tergigit atau kontak langsung dengan ulat beracun, maka penanganan awal yang bisa dilakukan adalah kompres dengan larutan alkaline, bicarbonate soda dan ammonia cair, serta cream yang mengandung antihistaminic.
Pada kondisi sangat serius maka sebaiknya segera hubungi dokter.
Cara Membasmi Ulat Bulu
Dari laman Detik News, ulat bulu dalam jumlah besar menyerang sejumlah daerah warga, hal ini menimbulkan keresahan pada warga. Untuk mengatasinya hendaknya memakai cara-cara alami dan manual. Pestisida menjadi langkah terakhir.
“Cara-cara manual lebih baik. Penyemprotan pestisida sebaiknya jadi langkah terakhir. Karena sayang kalau kebanyakan disemprot pestisida, nanti ada predator dan parasit yang ikut mati” kata guru besar Ilmu Hama Tanaman IPB, Prof Aunu Rauf.
Dia menyarankan, apabila ulat tidak terlalu banyak jumlahnya, hendaknya cara mengatasinya dengan mengumpulkan ulat lalu dikubur di dalam tanah.
Jika ulat sudah berubah menjadi kupu-kupu (ngengat) maka dapat menggunakan lampu ultraviolet (atau lampu biasa juga bisa) untuk memancing binatang tersebut.
Biasanya ngengat akan menghampiri cahaya lampu. Taruhlah baskom atau ember di bawah lampu. Baskom berisi air sabun atau minyak.
Dengan begitu, ketika ngengat jatuh ke baskom maka akan langsung mati. Penggunaan lampu ini untuk mencegah ngengat menelurkan banyak telur, yang nantinya menjadi larva (ulat).
Perlukah membakar pohon yang penuh ulat? "Kalau bisa gunakan cara manual. Kalau dibakar kasihan juga pohonnya nanti habis. Bisa juga dilakukan pengendalian dengan cara menggunakan insektisida yang aman bagi kesehatan dan lingkungan."
Insektisida memiliki bahan aktif barupa bakteri basilus. Insektisida disemprotkan pada permukaan daun, kemudian termakan ulat dan menjadi racun bagi ulat tersebut.
Penggunaan Insektisida hanya membunuh ulat saja, tidak mematikan serangga lain. Adapun penyemprotan usahakan dilakukan segera, yaitu ketika ulat masih kecil-kecil, karena ulat saat masih kecil sedang banyak-banyaknya makan.
Dr Ir Toto Himawan SU melakukan penelitian wabah ulat bulu yang terjadi di Probolinggo. Dia termasuk dari Tim Hama Penyakit Tanaman (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Toto Himawan juga sependapat, bahwa penggunaan pestisida sebagai langkah terakhir.
“Kalau bisa jangan menggunakan pestisida, gunakan musuh alami dan agen hayati. Lebih dari 50 persen (larva/pupa) mati terserang patogen, penyakit pada serangga, itu dimanfaatkan.” Kata Toto Himawan.
"Bisa diawali dengan melepas koloni semut rangrang (untuk membasmi ulat bulu), taruh di pohon, jangan diganggu supaya berkembang. Kalau burung maka seperti burung prenjak itu. "
Metode lainnya yaitu menggunakan agen hayati, bertujuan untuk mematikan telur. Seperti cendawan jenis paecilomyces, virus jenis baculovirus dan bakteri bacillus. Penggunaannya dengan disemprotkan pada daun-daun, mumpung ulatnya masih kecil.
Kalau ulat bulunya sudah terlanjur besar dan jumlahnya banyak, maka bisa dikumpulkan lalu dibakar.
Adapun pestisida menjadi cara terakhir dalam menangani wabah ulat bulu. “Kalau ledakan populasi begitu banyak ya memakai pestisida” kata Toto Himawan.
Dari laman Liputan6 News, cara-cara unik dilakukan untuk membasmi ulat bulu. Di Garut, Jawa Barat, warga berinisiatif menyuntikkan pestisida ke pohon. Metode ini diharapkan dapat bekerja secara efektif dalam melindungi vegetasi dari hama.
Dengan memakai mesin bor, pohon dilubangi sedikit dengan kedalaman 10 cm, kemudian pestisida jenis Curacron dan Rozotin diinjeksikan melalui lubang tersebut, lalu lubangnya ditutup dengan tanah.
Tidak sampai seminggu (sekitar 6 hari), obat pun bereaksi dan telah menyebar ke seluruh bagian pohon seperti batang, ranting, dan daun. Ulat bulu yang menempel di pohon akan mati karena terkena toksin (racun).
Jika terkena ulat bulu, hilangkan bulu yang menempel menggunakan selotip. Lalu cuci kulit dengan air panas dan sabun. Lalu oleskan garam dan diamkan selama lima menit, lalu tambahkan minyak kelapa untuk meredakan bengkak.
Jika Anda ingin melihat videonya, berikut video (2 menit) menyuntikkan pestisida ke pohon untuk membasmi ulat bulu, selain itu video juga menjelaskan sedikit tentang penanganan yang tepat jika terkena ulat bulu.
Seorang peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bernama Hari Sutrisno, menjelaskan setidaknya terdapat tiga golongan ulat penyebab gatal.
Ulat Bulu (Lymantriidae) | Photo credit: Wikimedia.org
Golongan pertama adalah ulat famili Lymantridae. Nah, jenis ulat inilah yang sering disebut sebagai ulat bulu oleh masyarakat.
Ulat bulu memiliki bulu dengan ujung yang lancip. Saat jatuh atau terkena pada permukaan kulit manusia, ujung bulu akan patah lalu masuk ke pori-pori. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa gatal.
Ulat Bulu Tebal (Lasiocampidae) | Photo credit: Wikimedia.org
Gologan kedua adalah ulat dengan bulu yang lebih tebal dan tajam. Golongan ulat itu diklasifikasikan dalam famili Lasiocampidae.
"Bulu-bulunya (ulat bulu golongan kedua) selain lebih tebal juga menyerupai mata gerjaji, kalau mengenai kulit tubuh, rasanya lebih gatal daripada ulat bulu biasa," kata Hari Sutrisno usai diskusi media di LIPI, Jakarta, pada Jumat (15/12/2017), seperti dilansir dari Sains.kompas.com
Golongan ketiga adalah yang memberikan efek paling parah yaitu Limacodidae. Ini sering disebut sebagai ulat api.
"Disebut begitu (ulat api) karena kalau kita kena, rasanya selain gatal juga akan sangat perih seperti terbakar," kata Hari Sutrisno.
Limacodidae (ulat api) menyuntikkan racun histamin sehingga memunculkan sensasi perih dan rasa sangat gatal pada kulit. Selain itu, dampak racun tersebut juga bisa memicu peradangan pada kulit.
Hari Sutrisno menjelaskan bahwa pada dasarnya rasa gatal akibat ulat bersifat lokal. Dimana apabila hanya tangan yang terkena ulat bulu, maka hanya bagian tangan itu saja yang mengalami gatal.
Yang menjadi masalah ketika seseorang salah dalam menangani gatal akibat ulat bulu. Misalnya mengusir ulat bulu dengan tangan, sering menggaruk kulit yang gatal, dan hal-hal kurang baik lainnya.
Melakukan tindakan seperti ini menyebabkan rasa gatal bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Selain itu, gatal dapat dirasakan pada banyak bagian tubuh jika ulat bulu mengenai benda yang biasa dipakai pada tubuh, seperti baju dan handuk.
Sehingga penting menjaga kebersihan barang-barang yang bersentuhan langsung dengan kulit Anda (seperti baju, handuk, sepatu, celana, bantal, guling, dll)
Ingat, jangan menggunakan tangan dalam mengusir ulat bulu, hendaknya menggunakan pinset atau alat semacamnya.
Jangan menggaruk pada bagian tubuh yang terkena gatal akibat ulat bulu, caranya gunakan selotip atau plester untuk menutupi gatal beberapa saat, lalu lepaskan kembali. Kegunaan selotip atau plester juga dapat menarik bulu keluar dari kulit.
Adapun jika seseorang terkena ulat api, cara mengatasinya dengan menggunakan krim antihistamin. Jika rasa gatal dan perih yang dialami sangat parah, maka hendaknya pergi ke dokter. Umumnya akan diberikan resep berupa antihistamin oral.
Ulat Limacodidae yang Beracun (Ulat Api) | Photo credit: Wikipedia.org
Ketahui 4 Jenis Ulat Bulu Beracun
Ulat bulu beracun bisa dikatakan ulat bulu yang setidaknya memiliki satu kelenjar racun. Secara garis besar terdapat ulat bulu beracun pasif dan aktif.
Ulat beracun pasif berarti memiliki kelenjar racun, tapi tidak memiliki alat untuk menyuntikkan racun. Adapun ulat beracun aktif, selain memiliki kelenjar racun juga dilengkapi alat untuk memasukkan racun ke dalam tubuh lawannya.
Jenis ulat beracun aktif misalnya yaitu Limacodidae. Terdapat beberapa macam bulu atau duri pada ulat beracun, yaitu:
1. Bulu-Bulu Normal: Biasanya bulu-bulu pada ulat Arctiidae dan Noctuidae. Bulu jenis ulat ini halus dan mudah putus ujungnya. Sehingga jika terjadi kontak langsung, sangat mudah untuk masuk ke dalam permukaan kulit manusia.
2. Struktur Khusus Pada Ujung Bulu: Biasanya bulu-bulu pada ulat Lasiocampidae. Dimana bulunya lebih tebal dan pangkalnya yang tumpul dan menebal. Ujung bulu yang tajam terlihat seperti mata gergaji. Jika mengenai mengenai kulit manusia akan menyebabkan iritasi.
3. Bulu Ulat Dengan Dasar Lancip: Misalnya bulu-bulu pada ulat Lymantriidae.
4. Duri Beracun: Ulat bulu dengan jenis duri beracun dimiliki kelompok Limacodidae yang berbeda dengan jenis lainnya. Ujung duri ulat bulu sangat lancip dan tajam.
Pada jenis ulat bulu yang memiliki duri beracun, cara kerja durinya menyerupai jarum suntik. Dimana ulat menyuntikan durinya yang berbisa.
Dampaknya pada manusia menimbulkan sengatan panas, yang akan hilang dalam 3-4 jam. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengang mengompres menggunakan air es.
Apabila kondisinya sangat buruk maka hendaknya pergi ke dokter, dokter akan memberikan antihistamin atau lainnya.
Benarkah Ulat Bulu Dapat Mematikan?
Beberapa bulan yang lalu sedang ramai berita tentang ulat bulu yang mematikan. Dimana ketika seseorang terkena gigitan atau kontak langsung dengan ulat bulu, efeknya bisa sangat mengerikan yaitu dalam waktu 4 jam bisa menyebabkan kematian. Benarkah ulat bulu bisa mematikan?
Dilansir dari Liputan6.com bahwa media sosial pernah dihebohkan dengan ulat bulu yang berwarna hijau di pohon mangga. Dalam broadcast yang viral tersebut menyebutkan bahwa gigitan ulat itu dapat mematikan.
Kabar di media sosial ini menyebabkan masyarakat menjadi was-was. Tapi, betulkan kabar tersebut?
"Kalau ulatnya itu betul ada," kata Hari Sutrisno, Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI.
"Yang tidak betul itu, dikatakan bila digigit oleh ulat itu terus mati. Itu tidak betul," tegas Hari Sutrisno.
Lebih lanjut, Hari mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui ulat yang viral di media sosial tersebut berasal dari spesies mana. Selama menjadi peneliti, Hari Sutrisno mengaku belum pernah menjumpai jenis ulat ini.
"Kayaknya, saya tidak yakin (ulat bulu) itu dari Indonesia" katanya.
Hari Sutrisno telah menjadi peneliti di LIPI sejak 1994.
Loading...
Adapun dari laman Republika.co.id, Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Hari Sutrisno mengatakan bahwa bisa dari ulat bulu bukanlah penyebab kematian dalam keadaan normal.
"Ulat bulu api tidak menyebabkan kematian dalam keadaan normal. Belum ada laporan dari serangan ulat bulu api yang menyebabkan kematian," kata Hari Sutrisno.
Berbeda kondisinya jika seseorang yang terkena ulat bulu tersebut memiliki alregi terhadap histamin, maka kondisi alergi ini yang berpotensi mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Jika seseorang tergigit atau kontak langsung dengan ulat beracun, maka penanganan awal yang bisa dilakukan adalah kompres dengan larutan alkaline, bicarbonate soda dan ammonia cair, serta cream yang mengandung antihistaminic.
Pada kondisi sangat serius maka sebaiknya segera hubungi dokter.
Cara Membasmi Ulat Bulu
Dari laman Detik News, ulat bulu dalam jumlah besar menyerang sejumlah daerah warga, hal ini menimbulkan keresahan pada warga. Untuk mengatasinya hendaknya memakai cara-cara alami dan manual. Pestisida menjadi langkah terakhir.
“Cara-cara manual lebih baik. Penyemprotan pestisida sebaiknya jadi langkah terakhir. Karena sayang kalau kebanyakan disemprot pestisida, nanti ada predator dan parasit yang ikut mati” kata guru besar Ilmu Hama Tanaman IPB, Prof Aunu Rauf.
Dia menyarankan, apabila ulat tidak terlalu banyak jumlahnya, hendaknya cara mengatasinya dengan mengumpulkan ulat lalu dikubur di dalam tanah.
Jika ulat sudah berubah menjadi kupu-kupu (ngengat) maka dapat menggunakan lampu ultraviolet (atau lampu biasa juga bisa) untuk memancing binatang tersebut.
Biasanya ngengat akan menghampiri cahaya lampu. Taruhlah baskom atau ember di bawah lampu. Baskom berisi air sabun atau minyak.
Dengan begitu, ketika ngengat jatuh ke baskom maka akan langsung mati. Penggunaan lampu ini untuk mencegah ngengat menelurkan banyak telur, yang nantinya menjadi larva (ulat).
Perlukah membakar pohon yang penuh ulat? "Kalau bisa gunakan cara manual. Kalau dibakar kasihan juga pohonnya nanti habis. Bisa juga dilakukan pengendalian dengan cara menggunakan insektisida yang aman bagi kesehatan dan lingkungan."
Insektisida memiliki bahan aktif barupa bakteri basilus. Insektisida disemprotkan pada permukaan daun, kemudian termakan ulat dan menjadi racun bagi ulat tersebut.
Penggunaan Insektisida hanya membunuh ulat saja, tidak mematikan serangga lain. Adapun penyemprotan usahakan dilakukan segera, yaitu ketika ulat masih kecil-kecil, karena ulat saat masih kecil sedang banyak-banyaknya makan.
Dr Ir Toto Himawan SU melakukan penelitian wabah ulat bulu yang terjadi di Probolinggo. Dia termasuk dari Tim Hama Penyakit Tanaman (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Toto Himawan juga sependapat, bahwa penggunaan pestisida sebagai langkah terakhir.
“Kalau bisa jangan menggunakan pestisida, gunakan musuh alami dan agen hayati. Lebih dari 50 persen (larva/pupa) mati terserang patogen, penyakit pada serangga, itu dimanfaatkan.” Kata Toto Himawan.
"Bisa diawali dengan melepas koloni semut rangrang (untuk membasmi ulat bulu), taruh di pohon, jangan diganggu supaya berkembang. Kalau burung maka seperti burung prenjak itu. "
Metode lainnya yaitu menggunakan agen hayati, bertujuan untuk mematikan telur. Seperti cendawan jenis paecilomyces, virus jenis baculovirus dan bakteri bacillus. Penggunaannya dengan disemprotkan pada daun-daun, mumpung ulatnya masih kecil.
Kalau ulat bulunya sudah terlanjur besar dan jumlahnya banyak, maka bisa dikumpulkan lalu dibakar.
Adapun pestisida menjadi cara terakhir dalam menangani wabah ulat bulu. “Kalau ledakan populasi begitu banyak ya memakai pestisida” kata Toto Himawan.
Serangga seperti lebah ditengarai memiliki parasit yang mampu mematikan telur atau mengganggu pertumbuhan larva dari ngengat. Sebenarnya, ulat bulu mempunyai musuh alam yang cukup banyak.
Predator ulat bulu seperti burung pemakan ulat dan beberapa jenis serangga. Serangga kepik mengisap ulat dan laba-laba memakan ngengat.
"Kepik ini mulutnya seperti jarum yang ditusukan ke ulat. Ada pula parasit yang hidup di telur ataupun di ulat. Ini dari seperti lebah yang menaruh telur di tubuh ulat, lalu ketika telur parasit menetas, dia akan menggerogoti si ulat" kata Prof Aunu Rauf.
Predator ulat bulu seperti burung pemakan ulat dan beberapa jenis serangga. Serangga kepik mengisap ulat dan laba-laba memakan ngengat.
"Kepik ini mulutnya seperti jarum yang ditusukan ke ulat. Ada pula parasit yang hidup di telur ataupun di ulat. Ini dari seperti lebah yang menaruh telur di tubuh ulat, lalu ketika telur parasit menetas, dia akan menggerogoti si ulat" kata Prof Aunu Rauf.
Dari laman Liputan6 News, cara-cara unik dilakukan untuk membasmi ulat bulu. Di Garut, Jawa Barat, warga berinisiatif menyuntikkan pestisida ke pohon. Metode ini diharapkan dapat bekerja secara efektif dalam melindungi vegetasi dari hama.
Dengan memakai mesin bor, pohon dilubangi sedikit dengan kedalaman 10 cm, kemudian pestisida jenis Curacron dan Rozotin diinjeksikan melalui lubang tersebut, lalu lubangnya ditutup dengan tanah.
Tidak sampai seminggu (sekitar 6 hari), obat pun bereaksi dan telah menyebar ke seluruh bagian pohon seperti batang, ranting, dan daun. Ulat bulu yang menempel di pohon akan mati karena terkena toksin (racun).
Jika terkena ulat bulu, hilangkan bulu yang menempel menggunakan selotip. Lalu cuci kulit dengan air panas dan sabun. Lalu oleskan garam dan diamkan selama lima menit, lalu tambahkan minyak kelapa untuk meredakan bengkak.
Jika Anda ingin melihat videonya, berikut video (2 menit) menyuntikkan pestisida ke pohon untuk membasmi ulat bulu, selain itu video juga menjelaskan sedikit tentang penanganan yang tepat jika terkena ulat bulu.
Tips Menghindari Kontak Dari Ulat Bulu Beracun
Jangan pernah menaruh baju, sarung, handuk dan semacamnya (walaupun sebentar) pada pohon. Baik itu bagian ranting, cabang, dan lainnya. Ada kemungkinan terdapat ulat bulu disana.
Sebelum memakai baju maka pastikan kebersihannya. Hindari bertelanjang dada ketika berada di rerimbunan pohon atau semak. Selalu gunakan baju lengan panjang saat berada di semak-semak, bagian tubuh yang sering terkena ulat bulu yaitu lengan dan leher.
Selain itu, pastikan Anda rajin untuk membersihkan rumah Anda. Baik itu bagian dalam rumah, maupun bagian pekarangan yang terdapat dedaunan dan lainnya.
Jangan pernah menaruh baju, sarung, handuk dan semacamnya (walaupun sebentar) pada pohon. Baik itu bagian ranting, cabang, dan lainnya. Ada kemungkinan terdapat ulat bulu disana.
Sebelum memakai baju maka pastikan kebersihannya. Hindari bertelanjang dada ketika berada di rerimbunan pohon atau semak. Selalu gunakan baju lengan panjang saat berada di semak-semak, bagian tubuh yang sering terkena ulat bulu yaitu lengan dan leher.
Selain itu, pastikan Anda rajin untuk membersihkan rumah Anda. Baik itu bagian dalam rumah, maupun bagian pekarangan yang terdapat dedaunan dan lainnya.
loading...
Cara Hilangkan Gatal Akibat Ulat Bulu
Dari laman Tribunnews.com, Jika ulat bulu mengenai kulit dan timbul rasa gatal yang luar biasa, maka hindari menggaruknya karena memperburuk masalah. Untuk mengatasi gatal karena racun ulat bulu, maka bisa dengan memanfaatkan kunyit.
Photo credit: Fotolia.com | Bigstockphoto.com
Kunyit memiliki zat anti-infeksi alami yang dapat membantu proses penyembuhan luka, dan membuat luka lebih cepat kering. Kunyit dapat diandalkan untuk menghilangkan gatal akibat ulat bulu.
Cara menggunakannya:
Dari laman Tribunnews.com, Jika ulat bulu mengenai kulit dan timbul rasa gatal yang luar biasa, maka hindari menggaruknya karena memperburuk masalah. Untuk mengatasi gatal karena racun ulat bulu, maka bisa dengan memanfaatkan kunyit.
Photo credit: Fotolia.com | Bigstockphoto.com
Kunyit memiliki zat anti-infeksi alami yang dapat membantu proses penyembuhan luka, dan membuat luka lebih cepat kering. Kunyit dapat diandalkan untuk menghilangkan gatal akibat ulat bulu.
Cara menggunakannya:
- Pertama-tama cuci kunyit dengan air mengalir hingga bersih.
- Lalu parut hingga halus.
- Balurkan kunyit yang telah diparut tersebut pada bagian kulit yang terkena ulat bulu.
- Diamkan beberapa saat.
- Lalu bilas kembali kulit dengan air bersih.
Pada artikel berjudul Menghilangkan Gatal Akibat Ulat Bulu (Vemale.com) menyebutkan cara-cara alami mengobati gatal akibat ulat bulu. Berikut di bawah ini:
Bawang Merah
Bawang merah mampu meredakan efek gigitan ulat bulu. Anda hanya perlu mencincang halus bawang merah dan mengoleskannya pada bagian yang bentol akibat ulat bulu.
Maka secara perlahan bentol dan gatalnya mereda. Hati-hati dalam penggunaan untuk anak-anak, karena bawang merah mengeluarkan zat yang menyebabkan mata terasa pedih sehingga mengeluarkan air mata.
Perawatan dengan bawang merah ini harus di bawah pengawasan orang dewasa.
Garam dan Minyak Goreng
Di dalam sebuah wadah, campurkan dua bahan tersebut secukupnya (1 sdt garam dan 1/2 sdm minyak goreng). Lalu balurkan pada bagian tubuh yang bentol-bentol dan gatal akbiat ulat bulu.
Setelah selesai membalurkan, maka diamkan selama beberapa menit. Dengan perawatan ini diharapkan bentol-bentol akan mereda dan gatal hilang.
Selain itu, Anda bisa menggunakan balsem, minyak tawon ataupun minyak kayu putih dalam mengatasi masalah terkena ulat bulu. Apabila gatal-gatal ini terjadi pada bayi, maka bedak menjadi pilihan yang paling baik.
Bawang Merah
Bawang merah mampu meredakan efek gigitan ulat bulu. Anda hanya perlu mencincang halus bawang merah dan mengoleskannya pada bagian yang bentol akibat ulat bulu.
Maka secara perlahan bentol dan gatalnya mereda. Hati-hati dalam penggunaan untuk anak-anak, karena bawang merah mengeluarkan zat yang menyebabkan mata terasa pedih sehingga mengeluarkan air mata.
Perawatan dengan bawang merah ini harus di bawah pengawasan orang dewasa.
Garam dan Minyak Goreng
Di dalam sebuah wadah, campurkan dua bahan tersebut secukupnya (1 sdt garam dan 1/2 sdm minyak goreng). Lalu balurkan pada bagian tubuh yang bentol-bentol dan gatal akbiat ulat bulu.
Setelah selesai membalurkan, maka diamkan selama beberapa menit. Dengan perawatan ini diharapkan bentol-bentol akan mereda dan gatal hilang.
Selain itu, Anda bisa menggunakan balsem, minyak tawon ataupun minyak kayu putih dalam mengatasi masalah terkena ulat bulu. Apabila gatal-gatal ini terjadi pada bayi, maka bedak menjadi pilihan yang paling baik.
Dari laman Tempo.co, menyebutkan hal-hal penting lainnya dalam mengatasi ulat bulu:
+ Jangan digaruk. Untuk menghindari menggaruk secara tidak sengaja, Anda bisa menggunakan plester atau selotip sekali pakai (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya).
+ Jika kulit meradang, berikan krim atau pelembap yang tidak berbau dan tidak berwarna.
+ Krim corticosteroid bisa membantu meredakan gatal-gatal dan mengurangi peradangan. Tapi penggunaannya terbatas pada suatu area tertentu.
+ Bisa juga menggunakan obat yang mengandung mentol, eukaliptus, kamper, kalamin dan kamomil.
+ Untuk jenis obat yang diminum, bisa memilih antihistamin. Sebagai pemberithuan, obat ini bisa memicu rasa kantuk.
+ Diperbolehkan menggunakan minyak kayu putih, minyak tawon ataupun balsam dalam meredakan rasa gatal.
+ Untuk sementara, hindari mengonsumsi telur dan ayam, hal ini agar mencegah alergi semakin parah.
+ Untuk pakaian yang terkena ulat bulu, cukup dicuci dengan bersih tanpa menggunakan antiseptik. Karena ini cuma bulu, bukan kuman.
+ Jangan digaruk. Untuk menghindari menggaruk secara tidak sengaja, Anda bisa menggunakan plester atau selotip sekali pakai (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya).
+ Jika kulit meradang, berikan krim atau pelembap yang tidak berbau dan tidak berwarna.
+ Krim corticosteroid bisa membantu meredakan gatal-gatal dan mengurangi peradangan. Tapi penggunaannya terbatas pada suatu area tertentu.
+ Bisa juga menggunakan obat yang mengandung mentol, eukaliptus, kamper, kalamin dan kamomil.
+ Untuk jenis obat yang diminum, bisa memilih antihistamin. Sebagai pemberithuan, obat ini bisa memicu rasa kantuk.
+ Diperbolehkan menggunakan minyak kayu putih, minyak tawon ataupun balsam dalam meredakan rasa gatal.
+ Untuk sementara, hindari mengonsumsi telur dan ayam, hal ini agar mencegah alergi semakin parah.
+ Untuk pakaian yang terkena ulat bulu, cukup dicuci dengan bersih tanpa menggunakan antiseptik. Karena ini cuma bulu, bukan kuman.
0 comments:
Post a Comment